ANATOMI
DAN FISIOLOGI SISTEM PANCAINDRA
MAKALAH
Disusun
untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Anatomi Fisiologi
Oleh:
Setyaningrum Adi Kusuma
G1B013041
Kelas: A
JURUSAN
KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
2014
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan
berdampingan dengan alam, karena alam sangat penting untuk kelangsungan makhluk
hidup. Karena itu setiap makhluk hidup, khususnya manusia harus dapat menjaga
keseimbangan alam. Untuk dapat menjaga keseimbangan alam dan untuk dapat
mengenali perubahan lingkungan yang terjadi, Tuhan memberikan indera kepada
setiap makhluk hidup.
Indera ini berfungsi untuk mengenali setiap
perubahan lingkungan, baik yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh. Indera
yang ada pada makhluk hidup, memiliki sel-sel reseptor khusus. Sel-sel reseptor
inilah yang berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan yang terjadi.
Berdasarkan fungsinya, sel-sel reseptor ini dibagi menjadi dua, yaitu
interoreseptor dan eksoreseptor.
Interoreseptor ini berfungsi untuk mengenali
perubahan-perubahan yang terjadi di dalam tubuh. Sel-sel interoreseptor
terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding pembuluh darah,
dinding saluran pencernaan, dan lain sebagainya. Sel-sel ini dapat mengenali
berbagai perubahan yang ada di dalam tubuh seperti terjadi rasa nyeri di dalam
tubuh, kadar oksigen menurun, kadar glukosa, tekanan darah menurun/naik dan
lain sebagainya.
Eksoreseptor adalah kebalikan dari
interoreseptor, eksoreseptor berfungsi untuk mengenali perubahan-perubahan
lingkungan yang terjadi di luar tubuh. Yang termasuk eksoreseptor yaitu: (1)
Indera penglihat (mata), indera ini
berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti sinar, warna dan lain
sebagainya. (2) Indera pendengar (telinga), indera ini berfungsi untuk
mengenali perubahan lingkungan seperti suara. (3) Indera peraba (kulit), indera
ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti panas, dingin dan lain
sebagainya. (4) Indera pengecap (lidah), indera ini berfungsi untuk mengenal
perubahan lingkungan seperti mengecap rasa manis, pahit dan lain sebagainya.
(5) Indera pembau (hidung), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan
lingkungan seperti mengenali/mencium bau. Kelima indera ini biasa kita kenal
dengan sebutan panca indera.
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah sistem
indera penglihat (mata) pada manusia?
2.
Bagaimanakah sistem
indera pendengar (telinga) pada manusia?
3.
Bagaimanakah sistem
indera peraba (kulit) pada manusia?
4.
Bagaimanakah sistem
indera pengecap (lidah) pada manusia?
5.
Bagaimanakah sistem
indera pembau (hidung) pada manusia?
C.
Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini sesuai dengan rumusan masalah di atas adalah
sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui
bagaimana sistem indera penglihat (mata) pada manusia.
2.
Untuk mengetahui
bagaimana sistem indera pendengar (telinga) pada manusia.
3.
Untuk mengetahui
bagaimana sistem indera peraba (kulit) pada manusia.
4.
Untuk mengetahui
bagaimana sistem indera pengecap (lidah) pada manusia.
5.
Untuk mengetahui
bagaimana sistem indera pembau (hidung) pada manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Indera
Penglihat (Mata)
Mata mempunyai reseptor khusus untuk
mengenali perubahan sinar dan warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah
hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata
(rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata.
1.
Bagian-Bagian Mata:
a.
Bola mata
Bola mata dikelilingi oleh tiga lapis
dinding. Ketiga lapis dinding ini, dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
1)
Sklera, merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat,
berwarna putih buram (tidak tembus cahaya), kecuali di bagian depan bersifat
transparan yang disebut kornea. Konjungtiva
adalah lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini
berfungsi melindungi bola mata dari gangguan.
2)
Koroid, berwarna coklat kehitaman sampai hitam. Koroid
merupakan lapisan yang berisi banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi dan
oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah
refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid membentuk badan siliaris
yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna. Di bagian depan iris
bercelah membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi
sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang
masuk. Badan siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata.
Kontraksi dan relaksasi dari otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya
lensa.
3)
Retina, merupakan lapisan yang peka terhadap sinar.
Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang
serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak. Bagian
yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut
bintik buta.
Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya
menyebabkan rongga bola mata terbagi dua, yaitu bagian depan yang terletak di
depan lensa berisi carian yang disebut aqueous
humor, dan bagian belakang yang terletak di belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan tersebut
berfungsi menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar.
b.
Kotak mata
Kotak mata pada tengkorak berfungsi
melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput transparan yang melapisi kornea
dan bagian dalam kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap
iritasi. Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radang
konjungtiva disebut konjungtivitis. Untuk
mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari
kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang
terdapat di bawah alis. Air mata mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam
jumlah kecil. Air mata berfungsi sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya
mikro organisme ke dalam mata.
c.
Otot mata
Ada enam otot mata yang berfungsi memegang
sklera. Empat di antaranya disebut otot rektus (rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, dan rektus
internal). Otot rektus berfungsi menggerakkan bola mata ke kanan, ke
kiri, ke atas, dan ke bawah. Dua lainnya
adalah otot obliq atas (superior) dan
otot obliq bawah (inferior).
2.
Cara Kerja Mata
Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama
dengan cara kerja kamera, kecuali cara mengubah fokus lensa.
Sinar yang masuk ke mata
sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kali yaitu waktu melalui
konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor. Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi
mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian
yang paling peka terhadap sinar.
Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu
sel kerucut (sel konus) dan sel batang (sel basilus). Sel konus
berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu. Kedua macam pigmen
akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel
batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi untuk situasi kurang
terang, sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana terang
yaitu untuk membedakan warna, makin ke tengah maka jumlah sel batang makin
berkurang sehingga di daerah bintik kuning hanya ada sel konus saja.
Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus
disebut rodopsin, yaitu suatu
senyawa protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari,
maka rodopsin akan terurai menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali
pigmen terjadi dalam keadaan gelap. Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu
yang disebut adaptasi gelap (disebut
juga adaptasi rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata sulit untuk melihat.
Pigmen lembayung dari sel konus merupakan
senyawa iodopsin yang merupakan
gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang
peka terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel konus
tersebut, mata dapat menangkap spektrum warna. Kerusakan salah satu sel konus
akan menyebabkan buta warna.
Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan
jelas disebut titik dekat (punctum
proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi
disebut titik jauh (punctum remotum).
Jika kita sangat dekat dengan obyek maka cahaya yang masuk ke mata
tampak seperti kerucut, sedangkan jika kita sangat jauh dari obyek, maka sudut
kerucut cahaya yang masuk sangat kecil sehingga sinar tampak paralel. Baik
sinar dari obyek yang jauh maupun yang dekat harus direfraksikan (dibiaskan)
untuk menghasilkan titik yang tajam pada retina agar obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan penglihatan yang jelas disebut
pemfokusan.
Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva
kornea. Cahaya dari obyek yang dekat membutuhkan lebih banyak pembiasan untuk
pemfokusan dibandingkan obyek yang jauh. Mata mamalia mampu mengubah derajat
pembiasan dengan cara mengubah bentuk lensa. Cahaya dari obyek yang jauh
difokuskan oleh lensa tipis panjang, sedangkan cahaya dari obyek yang dekat
difokuskan dengan lensa yang tebal dan pendek. Perubahan bentuk lensa ini
akibat kerja otot siliari. Saat melihat dekat, otot siliari berkontraksi
sehingga memendekkan apertura yang mengelilingi lensa. Sebagai akibatnya lensa
menebal dan pendek. Saat melihat jauh, otot siliari relaksasi sehingga apertura
yang mengelilingi lensa membesar dan tegangan ligamen suspensor bertambah.
Sebagai akibatnya ligamen suspensor mendorong lensa sehingga lensa memanjang
dan pipih. Proses pemfokusan obyek pada jarak yang berbeda-berda disebut daya akomodasi.
B.
Indera Pendengar (Telinga)
Telinga merupakan
sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara dan
juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Suara adalah bentuk
energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya, dalam sebuah
gelombang. Walaupun telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan
interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf pusat. Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui
saraf yang menyambungkan telinga dan otak (nervus
vestibulokoklearis).
Ada tiga bagian utama dari telinga manusia,
yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi
menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga
luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima
rangsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
1.
Bagian-Bagian Telinga
a.
Telinga
luar
Telinga luar meliputi daun telinga (pinna), liang telinga (meatus
auditorius eksternus), dan saluran telinga luar. Bagian daun telinga
berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga dan akhirnya
menuju gendang telinga. Rancangan yang begitu kompleks pada telinga luar
berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting adalah liang telinga.
Saluran ini merupakan hasil susunan tulang rawan yang dilapisi kulit tipis. Di
dalam saluran ini terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin yang
disebut serumen atau kotoran telinga. Bagian saluran yang
memproduksi sedikit serumen yang memiliki rambut. Pada ujung saluran terdapat
gendang telinga yang meneruskan suara ke telinga dalam.
Daun telinga manusia
mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang mendukung fungsinya
sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga yang sangat
sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak
dan membentuk saluran menuju gendang telinga.
b.
Telinga
tengah
Bagian ini merupakan
rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar seimbang. Telinga tengah meliputi gendang telinga, 3
tulang pendengaran yaitu martir (malleus) menempel pada gendang
telinga, tulang
landasan (incus), kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum
sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang, dan tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Muara tuba
eustachi yang menghubungkan ke faring juga berada di telinga tengah. Getaran
suara yang diterima oleh gendang
telinga
akan disampaikan ke tulang pendengaran. Masing-masing tulang pendengaran akan
menyampaikan getaran ke tulang berikutnya. Tulang sanggurdi yang merupakan
tulang terkecil di tubuh meneruskan getaran ke koklea atau rumah siput.
c.
Telinga
dalam
Bagian ini mempunyai susunan yang rumit,
terdiri dari labirin tulang dan labirin membran. Ada lima bagian utama dari
labirin membran, yaitu:
1)
Tiga
saluran setengah lingkaran
2)
Ampula
3)
Utrikulus
4)
Sakulus
5)
Koklea atau
rumah siput
Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui
saluran sempit. Tiga saluran setengah lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus
merupakan organ keseimbangan, dan keempatnya terdapat di dalam rongga
vestibulum dari labirin tulang.
Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran
yang sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval,
saluran tengah dan saluran timpani yang berhubungan dengan jendela bundar, dan
saluran (kanal) yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh membran. Di antara
saluran vestibulum dengan saluran tengah terdapat membran Reissner, sedangkan di antara saluran tengah dengan
saluran timpani terdapat membran
basiler. Dalam saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal
sebagai membran tektorial yang
paralel dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk
mendengar tersebar di permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan
membran tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak pada membran basiler dan
berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar.
Bagian yang peka terhadap rangsang bunyi ini disebut organ korti.
2.
Cara Kerja Telinga
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga
luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga
tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval
diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan
tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa dalam
saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah
menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan
dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada
jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan
selaput-selaput basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke
bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah
rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan
sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim
ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.
3.
Susunan dan
Cara Kerja Alat Keseimbangan
Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga
saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan
organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus. Ujung dari setup
saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi
reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke
sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat
keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori
yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini
disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka
terhadap gerakan kepala. Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus
terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang
melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala
mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan
dikirim ke otak.
C.
Indera Peraba (Kulit)
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai
reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Reseptor
untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk
tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk
rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.
Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang.
1.
Bagian-Bagian Kulit
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut
epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada lapisan epidermis tidak
terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel
yaitu:
a.
Stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah
atasnya.
b.
Stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan
kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum
umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin).
Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau
kecoklatan.
c.
Stratum lusidum merupakan lapisan yang
transparan.
d.
Stratum korneum merupakan lapisan yang paling
luar.
Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yang terdiri
dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat kuning
bersifat elastis/lentur, sehingga kulit dapat mengembang.
Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk
kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan dengan pembuluh
darah yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan
serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak rambut.
Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi
tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai
bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik.
2.
Cara Kerja Kulit
Rangsang
yang dapat diterima kulit berupa sentuhan panas, dingin, tekanan,
dan nyeri. Ketika kulit menerima rangsang, rangsang tersebut diterima
oleh sel-sel reseptor. Selanjutnya, rangsang akan diteruskan ke otak
melalui urat saraf. Oleh otak, rangsang akan diolah. Akibatnya, kita
merasakan adanya suatu rangsang. Otak pun memerintahkan tubuh
untuk menanggapi rangsang tersebut.
D.
Indera
Pengecap (Lidah)
Lidah adalah kumpulan otot
rangka
pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan
dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak
memiliki struktur tunas pengecap. Menggunakan
lidah, kita dapat membedakan bermacam-macam rasa. Lidah juga turut membantu dalam tindakan
bicara
Permukaan atas lidah
penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga
macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk dataran yang dikelilingi parit-parit,
dan bentuk jamur. Tunas pengecap terdapat pada parit-parit papila bentuk
dataran, di bagian samping dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila
berbentuk benang.
1.
Bagian-Bagian
Lidah
Sebagian besar lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus, tulang rahang
bawah
dan processus
styloideus di tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan
intrinsik. Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang
disebut papila. Terdapat tiga jenis papila yaitu:
a.
Papila filiformis berbentuk seperti benang halus.
b.
Papila sirkumvalata berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di
belakang lidah.
Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir
papila, terdiri dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap
berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang.
Bagian-bagian lidah:
a.
Bagian depan lidah,
fungsinya untuk mengecap rasa manis.
b.
Bagian pinggir lidah,
fungsinya untuk mengecap rasa asin dan asam.
c.
Bagian
belakang/pangkal, fungsinya untuk mengecap rasa pahit.
Lidah memiliki kelenjar ludah, yang menghasilkan air
ludah dan enzim amilase (ptialin). Enzim ini berfungsi mengubah zat tepung
(amilum) menjadi zat gula. Letak kelenjar ludah yaitu: kelenjar ludah atas
terdapat di belakang telinga, dan kelenjar ludah bawah terdapat di bagian bawah
lidah.
2.
Cara Kerja Lidah
Makanan atau minuman
yang telah berupa
larutan di dalam mulut akan merangsang ujung-ujung saraf pengecap. Oleh saraf pengecap,
rangsangan rasa ini diteruskan ke pusat saraf pengecap di otak.
Selanjutnya, otak menanggapi rangsang tersebut sehingga kita dapat merasakan
rasa suatu jenis makanan atau minuman.
E.
Indera Pembau (Hidung)
Saat
manusia baru lahir indera penciumannya lebih kuat dari manusia dewasa, karena
dengan indera ini bayi dapat mengenali ibunya. Indera penciuman manusia dapat
mendeteksi 2000 - 4000 bau yang berbeda. Indera pembau manusia berupa kemoreseptor yang terdapat
di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor
pencium tidak bergerombol seperti tunas pengecap.
1.
Bagian-Bagian Hidung
Hidung manusia di bagi menjadi dua
bagian rongga yang sama besar yang di sebut dengan nostril.
Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum terbuat dari tulang yang sangat
tipis. Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan membran yang mensekresi lendir
lengket.
a.
Rongga hidung (nasal cavity)
Berfungsi untuk mengalirkan udara dari
luar ke tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan
bagian belakang tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut
kita yang di sebut dengan palate. Di rongga hidung bagian atas terdapat sel-sel reseptor atau ujung- ujung saraf pembau. Ujung-ujung saraf pembau ini timbul bersama dengan rambut-rambut halus pada selaput lendir yang berada di dalam rongga hidung bagian atas. dapat membau
dengan baik.
b.
Mucous
membrane
Berfungsi menghangatkan udara dan
melembabkannya. Bagian ini membuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk
menangkap debu, bakteri, dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak
paru-paru.
2.
Cara Kerja Hidung
Indera penciuman mendeteksi zat yang
melepaskan molekul-molekul di udara. Di atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat
sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian
pendeteksi bau (smell receptors). Reseptor ini jumlahnya sangat banyak
ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh reseptor, sinyal akan
di kirim ke the olfactory bulb
melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan
kemudian di proses oleh otak, bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita,
apakah itu harumnya bau sate padang atau menyengat nya bau selokan.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasaran pembahasan di atas, maka dapat
diambil simpulan sebagai berikut:
1.
Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna.
Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk
otot-otot penggerak bola mata, kotak mata, kelopak, dan bulu mata. Cara kerja
mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja kamera, kecuali cara mengubah
fokus lensa.
2.
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan tubuh. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian
telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
3.
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan,
panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut
epidermis dan lapisan dalam yang disebut lapisan dermis.
4.
Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia.
Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung
kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap. Lidah berfungsi
sebagai pengecap rasa dan sebagai pembantu dalam tindakan berbicara.
5.
Indra pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung,
yaitu pada lapisan lendir bagian atas.
DAFTAR PUSTAKA
Heryati,Euis dan Nur Faizah. 2008. “Psikologi Faal”,
Diktat Kuliah. Fakultas Ilmu
Pendidikan UPI.
Karisna, I Made. 2009. “Pancaindra Manusia”, Tugas Akhir Sains. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja.
This is the most interesting information and fit obat hidrokel into our topic. bahaya penyakit amandel I want to share it with my friends Obat Amandel Herbal Thankyou for QNC Jelly Gamat
BalasHapus