ANATOMI
DAN FISIOLOGI SISTEM SARAF
MAKALAH
Disusun
untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Anatomi Fisiologi
Oleh:
Setyaningrum Adi Kusuma
G1B013041
Kelas: A
JURUSAN
KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
2014
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang saling
berhubungan, sangat khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini mengoordinasikan,
mengatur, dan mengendalikan interaksi antara seorang individu dengan lingkungan
sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur aktivitas sebagin besar
sistem tubuh lainnya. Tubuh mampu berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis
karena pengaturan hubungan saraf diantara berbagai sistem (Price dan Wilson,
2005).
Fenomena mengenai kesadaran, daya pikir, daya ingat, bahasa, sensasi, dan
gerakan semuanya berasal dari sistem ini. Oleh karena itu, kemampuan untuk
memahami, belajar, dan berespon terhadap rangsangan merupakan hasil dari
integrasi fungsi sistem saraf, yang memuncak dalam kepribadian dan perilaku seseorang
(Price dan Wilson, 2005).
A.
Rumusan
masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah; bagaimana anatomi dan
fisiologi sistem saraf?
B.
Tujuan
Tujuan dalam
pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sistem
saraf.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Organisasi dan Sel
Saraf
Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus
eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas
terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu
respons terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama:
1. Input sensorik.
Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang terletak di
tubuh baik eksternal (reseptor somatic) maupun internal (reseptor viseral).
2. Antivitas integratif.
Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di sepanjang
saraf sampai ke otak dan medulla spinalis, yang kemudian akan menginterpretasi
dan mengintegrasi stimulus, sehingga respon terhadap informasi bisa terjadi.
3. Output
motorik. Input dari otak dan medulla spinalis memperoleh respon yang sesuai dari
otot dan kelenjar tubuh, yang disebut sebagai efektor.
B.
Organisasi
Struktural Sistem Saraf
Sistem saraf dibagi menjadi:
1.
Sistem
saraf pusat (SSP). Terdiri dari otak dan medulla spinalis yang dilindungi tulang
kranium dan kanal vertebral.
2.
Sistem
saraf perifer meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini terdiri
dari saraf cranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan medulla spinalis
dengan reseptor dan efektor.
Secara fungsional sistem saraf perifer terbagi menjadi sistem
aferen dan sistem eferen.
a. Saraf aferen
(sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor sensorik ke SSP
b. Saraf eferen (motorik)
mentransmisi informasi dari SSP ke otot dan kelenjar.
Sistem eferen dari sistem saraf perifer memiliki dua sub divisi:
1) Divisi
somatic (volunter) berkaitan dengan perubahan lingkungan eksternal dan pembentukan
respons motorik volunteer pada otot rangka.
2) Divisi
otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon involunter pada otot polos, otot
jantung dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls saraf melalui dua jalur:
a)
Saraf
simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla spinalis.
b)
Saraf parasimpatis
berasal dari area otak dan sacral pada medulla spinalis.
Sebagian besar organ internal di bawah kendali otonom memiliki
inervasi simpatis dan parasimpatis.
C.
Sel-Sel
Pada Sistem Saraf
1. Pengertian Neuron
Neuron adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan
sel dan perpanjangan sitoplasma.
a.
Badan sel
atau perikarion, suatu neuron mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron.
Bagian ini tersusun dari
komponen berikut :
1)
Satu
nucleus tunggal, nucleolus yang menanjol dan organel lain seperti kompleks golgi
dan mitochondria, tetapi nucleus ini tidak memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi.
2)
Badan
nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom bebas serta
berperan dalam sintesis protein.
3)
Neurofibril,
yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui mikroskop cahaya
jika diberi pewarnaan dengan perak.
b. Dendrit
adalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek serta berfungsi
untuk menghantar impuls ke sel tubuh.
c.
Akson
adalah suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrite.
Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain
(sel otot atau kelenjar) atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson.
2. Klasifikasi Neuron
a. Fungsi
Klasifikasi neuron secara fungsional berdasarkan arah transmisi
impulsnya:
1) Neuron
sensorik (aferen), menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada kulit, organ
indera atau suatu organ internal ke SSP.
2)
Neuron
motorik, menyampaikan impuls dari SSP ke efektor.
3)
Interneuron
(neuron yang berhubungan), ditemukan seluruhnya dalam SSP. Neuron ini
menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan informasi ke
interneuron lain.
b. Struktur
Klasifikasi neuron secara structural berdasarkan jumlah
prosesusnya:
1)
Neuron
unipolar, memiliki satu akson dan dua denderit atau lebih. Sebagian besar neuron
motorik, yang ditemukan dalam otak dan medulla spinalis, masuk dalam golongan
ini.
2)
Neuron
bipolar, memiliki satu akson dan satu dendrite. Neuron ini ditemukan pada organ
indera, seperti amta, telinga dan hidung.
3.
Sel
Neuroglial
Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang
tambahan pada SSP yang berfungsi sebagai jaringan ikat.
a. Astrosit
adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang, sebagian
besar melekat pada dinding kapilar darah melalui pedikel atau “kaki vascular”.
b. Oligodendrosit
menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah prosesusnya lebih
sedikit dan lebih pendek.
c. Mikroglia ditemukan
dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya memiliki peran fagositik.
d. Sel
ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga serebral dan ronggal
medulla spinalis.
4. Kelompok Neuron
a. Nukleus adalah
kumpulan badan sel neuron yang terletak di dalam SSP.
b. Ganglion adalah
kumpulan badan sel neuron yang terletak di bagian luar SSP dalam saraf perifer.
c. Saraf adalah
kumpulan prosesus sel saraf (serabut) yang terletak di luar SSP.
d. Saraf gabungan.
Sebagian besar saraf perifer adalah saraf gabungan; saraf ini mengandung serabut arefen dan eferen yang
termielinisasi dan yang tidak termielinisasi.
e. Traktus
adalah kumpulan serabut saraf dalam otak atau medulla spinalis yang memiliki
origo dan tujuan yang sama.
f.
Komisura
adalah pita serabut saraf yang menghubungkan sisi-sisi yang berlawanan pada
otak atau medulla spinalis.
D.
Susunan
Saraf Manusia
1.
Sistem
Saraf Pusat
a.
Otak
1) Perkembangan Otak
Otak manusia mencapai 2% dari keseluruhan berat tubuh,
mengkonsumsi 25% oksigen dan menerima 1,5% curah jantung. Bagian cranial pada
tabung saraf membentuk tiga pembesaran (vesikel) yang berdiferensiasi untuk
membentuk otak: otak depan, otak tengah dan otak belakang.
a)
Otak depan
(proensefalon), terbagi menjadi dua subdivisi : telensefalon dan diensefalon.
i)
Telensefalon
merupakan awal hemisfer serebral atau serebrum dan basal ganglia serta korpus
striatum (substansi abu-abu) pada serebrum.
ii)
Diensefalon
menjadi thalamus, hipotalamus dan epitalamus.
b)
Otak tengah
(mesensefalon) terus tumbuh dan pada orang dewasa disebut otak tengah.
c)
Otak
belakang (rombensefalon) terbagi menjadi dua subdivisi : metensefalon dan mielensefalon.
i)
Metensefalon
berubah menjadi batang otak (pons) dan serebelum.
ii)
Mielensefalon
menjadi medulla oblongata.
2) Lapisan Pelindung
Otak terdiri dari rangka tulang bagian luar dan tiga lapisan
jaringan ikat yang disebut meninges. Lapisan meningeal terdiri dari pia meter,
lapisan araknoid dan durameter.
a)
Pia meter
adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis, serta melekat erat pada otak.
b)
Lapisan
araknoid terletak di bagian eksternal pia meter dan mengandung sedikit pembuluh
darah. Ruang araknoid memisahkan lapisan araknoid dari piameter dan mengandung
cairan cerebrospinalis, pembuluh darah serta jaringan penghubung serta selaput
yang mempertahankan posisi araknoid terhadap piameter di bawahnya.
c)
Durameter,
lapisan terluar adalah lapisan yang tebal dan terdiri dari dua lapisan. Lapisan
ini biasanya terus bersambungan tetapi terputus pada beberapa sisi spesifik. Lapisan
periosteal luar pada durameter melekat di permukaan dalam kranium dan berperan
sebagai periosteum dalam pada tulang tengkorak. Lapisan meningeal dalam pada
durameter tertanam sampai ke dalam fisura otak dan terlipat kembali di arahnya
untuk membentuk falks serebrum, falks serebelum, tentorium serebelum dan sela
diafragma. Ruang subdural memisahkan durameter dari araknoid pada regia cranial
dan medulla spinalis. Ruang epidural adalah ruang potensial antara perioteal luar
dan lapisan meningeal dalam pada durameter di regia medulla spinalis.
3)
Cairan
Cerebrospinalis
Cairan serebrospinalis mengelilingi ruang sub araknoid di sekitar
otak dan medulla spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel dalam otak. Cairan
cerebrospinalis menyerupai plasma darah dan cairan interstisial, tetapi tidak
mengandung protein. Cairan serebrospinalis dihasilkan oleh plesus koroid dan
sekresi oleh sel-sel ependimal yang mengitari pembuluh darah serebral dan
melapisi kanal sentral medulla spinalis. Fungsi cairan cerebrospinalis adalah
sebagai bantalan untuk pemeriksaan lunak otak dan medulla spinalis, juga
berperan sebagai media pertukaran nutrient dan zat buangan antara darah dan
otak serta medulla spinalis.
4)
Serebrum
Serebrum tersusun dari dua hemisfer serebral, yang membentuk
bagian terbesar otak.
a)
Koterks
serebral terdiri dari 6 lapisan sel dan serabut saraf.
b)
Ventrikel I
dan II (ventrikel lateral) terletak dalam hemisfer serebral.
c)
Korpus
kolosum yang terdiri dari serabut termielinisasi menyatukan kedua hemisfer.
d)
Fisura dan
sulkus. Setiap hemisfer dibagi oleh fisura dan sulkus menjadi 4 lobus (frontal,
paritetal, oksipital dan temporal) yang dinamakan sesuai tempat tulangnya berada.
i)
Fisura
longitudinal membagi serebrum menjadi hemisfer kiri dan kanan.
ii)
Fisura
transversal memisahkan hemisfer serebral dari serebelum.
iii)
Sulkus
pusat / fisura Rolando memisahkan lobus frontal dari lobus parietal.
iv)
Sulkus
lateral / fisura Sylvius memisahkan lobus frontal dan temporal.
v)
Sulkus
parieto-oksipital memisahkan lobus parietal dan oksipital.
d) Girus. Permukaan
hemisfer serebral memiliki semacam konvolusi yang disebut girus.
5)
Area
Fungsional Korteks Serebri
a) Area motorik primer
pada korteks
Area primer terdapat dalam girus presentral. Disini neuron
mengendalikan kontraksi volunteer otot rangka. Area pramotorik korteks terletak
tepat di sisi anterior girus presentral. Neuron mengendalikan aktivitas motorik
yang terlatih dan berulang seperti mengetik. Area broca terletak di sisi
anterior area premotorik pada tepi bawahnya.
b)
Area
sensorik korteks
Terdiri dari area sensorik primer, area visual primer, area
auditori primer. Area olfaktori primer dan area pengecap primer (gustatory).
c)
Area
asosiasitraktus serebral
Terdiri area asosiasi frontal, area asosiasi somatic, area
asosiasi visual, area wicara Wernicke.
d) Ganglia basal
Adalah kepulauan substansi abu-abu yang terletak jauh di dalam
substansi putih serebrum.
6)
Diensefalon
Terletak di antara serebrum dan otak tengah serta tersembunyi di
balik hemisfer serebral, kecuali pada sisi basal.
a)
Talamus
Terdiri dari dua massa
oval (lebar 1 ¼ cm dan panjang 3 ¾ cm) substansi abu-abu yang sebagian tertutup
substansi putih. Masing-masing massa menonjol ke luar untuk membentuk sisi
dinding ventrikel ketiga.
b)
Hipotalamus
Terletak di didi
inferior thalamus dan membentuk dasar serta bagian bawah sisi dinding ventrikel
ketiga. Hipotalamus berperan penting dalam pengendalian aktivitas SSO yang melakukan
fungsi vegetatif penting untuk kehidupan, seperti pengaturan frekwensi jantung,
tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan air, selera makan, saluran pencernaan
dan aktivitas seksual. Hipotalamus juga berperan sebagai pusat otak untuk emosi
seperti kesenangan, nyeri, kegembiraan dan kemarahan. Hipotalamus memproduksi
hormon yang mengatur pelepasan atau inhibisi hormon kelenjar hipofise sehingga
mempengaruhi keseluruhan sistem endokrin.
c)
Epitalamus
Membentuk langit-langit
tipis ventrikel ketiga. Suatu massa berukuran kecil, badan pineal yang mungkin
memiliki fungsi endokrin, menjulur dari ujung posterior epitalamus.
7)
Sistim
Limbik
Terdiri dari sekelompok struktur dalam serebrum dan diensefalon
yang terlibat dalam aktivitas emosional dan terutama aktivitas perilaku tak
sadar. Girus singulum, girus hipokampus dan lobus pitiformis merupakan bagian
sistem limbic dalam korteks serebral.
8)
Otak Tengah
Merupakan bagian otak pendek dan terkontriksi yang menghubungkan
pons dan serebelum dengan serebrum dan berfungsi sebagai jalur penghantar dan
pusat refleks. Otak tengah, pons dan medulla oblongata disebut sebagai batang
otak.
9)
Pons
Hampir semuanya terdiri dari substansi putih. Pons menghubungkan
medulla yang panjang dengan berbagai bagian otak melalui pedunkulus serebral.
Pusat respirasi terletak dalam pons dan mengatur frekwensi dan kedalaman
pernapasan. Nuclei saraf cranial V, VI dan VII terletak dalam pons, yang juga
menerima informasi dari saraf cranial VIII.
10)
Serebelum
Terletak di sisi inferior pons dan merupakan bagian terbesar kedua
otak. Terdiri dari bagian sentral terkontriksi, vermis dan dua massa lateral,
hemisfer serebelar. Serebelum bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan
mengendalikan ketepatan gerakan otot dengan baik. Bagian ini memastikan bahwa
gerakan yang dicetuskan di suatu tempat di SSP berlangsung dengan halus
bukannya mendadak dan tidak terkordinasi. Serebelum juga berfungsi untuk
mempertahankan postur.
11)
Medulla
Oblongata
Panjangnya sekitar 2,5 cm dan menjulur dari pons sampai medulla
spinalis dan terus memanjang. Bagian ini berakhir pada area foramen magnum
tengkoral. Pusat medulla adalah nuclei yang berperan dalam pengendalian fungsi
seperti frekwensi jantung, tekanan darah, pernapasan, batuk, menelan dan
muntah. Nuclei yang merupakan asal saraf cranial IX, X, XI dan XII terletak di
dalam medulla.
12)
Formasi
Retikular
Formasi retukular atau sistem aktivasi reticular adalah
jarring-jaring serabut saraf dan badan sel yang tersebar di keseluruhan bagian
medulla oblongata,pons dan otak tengah. Sistem ini penting untuk memicu dan
mempertahankan kewaspadaan serta kesadaran.
b. Medulla Spinalis
1) Fungsi Medulla
Spinalis
Medulla spinalis mengendalikan berbagai aktivitas refleks dalam tubuh.
Bagian ini mentransmisi impuls ke dan dari otak melalui traktus asenden dan
desenden.
2)
Struktur
Umum
Medulla spinalis berbentuk silinder berongga dan agak pipih.
Walaupun diameter medulla spinalis bervariasi, diameter struktur ini biasanya
sekitar ukuran jari kelingking. Panjang rata-rata 42 cm. Dua pembesaran,
pembesaran lumbal dan serviks menandai sisi keluar saraf spinal besar yang
mensuplai lengan dan tungkai. Tiga puluh satu pasang (31) saraf spinal keluar
dari area urutan korda melalui foramina intervertebral.
3)
Struktur
Internal
Terdiri dari sebuah inti substansi abu-abu yang diselubungi
substansi putih. Kanal sentral berukuran kecil dikelilingi oleh substansi
abu-abu bentuknya seperti huruf H. Batang atas dan bawah huruf H disebut tanduk
atau kolumna dan mengandung badan sel, dendrite asosiasi dan neuron eferen
serta akson tidak termielinisasi. Tanduk dorsal adalah batang vertical atas
substansi abu-abu. Tanduk ventral adalah batang vertical bawah. Tanduk lateral
adalah protrusi di antara tanduk posterior dan anterior pada area toraks dan
lumbal sistem saraf perifer. Komisura abu-abu menghubungkan substansi abu-abu
di sisi kiri dan kanan medulla spinalis. Setiap saraf spinal memiliki satu
radiks dorsal dan satu radiks ventral.
4)
Traktus
Spinal
Substansi putih korda yang terdiri dari akson termielinisasi,
dibagi menjadi funikulus anterior,posterior dan lateral. Dalam funikulus
terdapat fasiukulu atau traktus. Traktus diberi nama sesuai dengan lokasi, asal
dan tujuannya.
2.
Sistem
Saraf Perifer
Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada di bagian luar
otak dan medulla spinalis. Sistem ini juga mencakup saraf cranial yang berasal
dari otak; saraf spinal, yang berasal dari medulla spinalis dan ganglia serta
reseptor sensorik yang berhubungan.
a.
Saraf
Kranial
12 pasang saraf cranial
muncul dari berbagai bagian batang otak. Beberapa saraf cranial hanya tersusun
dari serabut sensorik, tetapi sebagaian besar tersusun dari serabut sensorik
dan serabut motorik.
1)
Saraf
Olfaktorius ( CN I )
Merupakan saraf sensorik. Saraf ini berasal dari epithelium
olfaktori mukosa nasal. Berkas serabut sensorik mengarah ke bulbus olfaktori
dan menjalar melalui traktus olfaktori sampai ke ujung lobus temporal (girus
olfaktori), tempat persepsi indera penciuman berada.
2)
Saraf Optik
( CN II )
Merupakan saraf sensorik. Impuls dari batang dan kerucut retina di
bawa ke badan sel akson yang membentuk saraf optic. Setiap saraf optic keluar
dari bola mata pada bintik buta dan masuk ke rongga cranial melaui foramen
optic. Seluruh serabut memanjang saat traktus optic, bersinapsis pada sisi
lateral nuclei genikulasi thalamus dan menonjol ke atas sampai ke area visual
lobus oksipital untuk persepsi indera penglihatan.
3)
Saraf
Okulomotorius ( CN III )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf
motorik. Neuron motorik berasal dari otak tengah dan membawa impuls ke seluruh
otot bola mata (kecuali otot oblik superior dan rektus lateral), ke otot yang
membuka kelopak mata dan ke otot polos tertentu pada mata. Serabut sensorik
membawa informasi indera otot (kesadaran perioperatif) dari otot mata yang
terinervasi ke otak.
4)
Saraf
Traklear ( CN IV )
Adalah saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf
motorik dan merupakan saraf terkecil dalam saraf cranial. Neuron motorik
berasal dari langit-langit otak tengah dan membawa impuls ke otot oblik
superior bola mata. Serabut sensorik dari spindle otot menyampaikan informasi indera
otot dari otot oblik superior ke otak.
5)
Saraf Trigeminal ( CN V )
Saraf cranial terbesar, merupakan saraf gabungan tetapi sebagian
besar terdiri dari saraf sensorik. Bagian ini membentuk saraf sensorik utama
pada wajah dan rongga nasal serta rongga oral. Neuron motorik berasal dari pons
dan menginervasi otot mastikasi kecuali otot buksinator. Badan sel neuron
sensorik terletak dalam ganglia trigeminal.
Serabut ini bercabang ke arah distal menjadi 3 divisi:
i)
Cabang
optalmik membawa informasi dari kelopak mata, bola mata, kelenjar air mata, sisi
hidung, rongga nasal dan kulit dahi serta kepala.
ii)
Cabang
maksilar membawa informasi dari kulit wajah, rongga oral (gigi atas, gusi dan
bibir) dan palatum.
iii) Cabang
mandibular membawa informasi dari gigi bawah, gusi, bibir, kulit rahang dan area
temporal kulit kepala.
6)
Saraf
Abdusen ( CN VI )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf
motorik. Neuron motorik berasal dari sebuah nucleus pada pons yang menginervasi
otot rektus lateral mata. Serabut sensorik membawa pesan proprioseptif dari
otot rektus lateral ke pons.
7)
Saraf
Fasial ( CN VII )
Merupakan saraf gabungan. Meuron motorik terletak dalam nuclei
pons. Neuron ini menginervasi otot ekspresi wajah, termasuk kelenjar air mata
dan kelenjar saliva. Neuron sensorik membawa informasi dari reseptor pengecap
pada dua pertiga bagian anterior lidah.
8)
Saraf
Vestibulokoklearis ( CN VIII )
Hanya terdiri dari saraf sensorik dan memiliki dua divisi.
i)
Cabang
koklear atau auditori menyampaikan informasi dari reseptor untuk indera pendengaran
dalam organ korti telinga dalam ke nuclei koklear pada medulla, ke kolikuli
inferior, ke bagian medial nuclei genikulasi pada thalamus dan kemudian ke area
auditori pada lobus temporal.
ii)
Cabang
vestibular membawa informasi yang berkaitan dengan ekuilibrium dan orientasi kepala
terhadap ruang yang diterima dari reseptor sensorik pada telinga dalam.
9)
Saraf
Glosofaringeal ( CN IX )
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berawal dari medulla dan
menginervasi otot untuk wicara dan menelan serta kelenjar saliva parotid.
Neuron sensorik membawa informasi yang berkaitan dengan rasa dari sepertiga
bagian posterior lidah dan sensasi umum dari faring dan laring; neuron ini juga
membawa informasi mengenai tekanan darah dari reseptor sensorik dalam pembuluh
darah tertentu.
10)
Saraf Vagus
( CN X )
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berasal dari dalam
medulla dan menginervasi hampir semua organ toraks dan abdomen. Neuron sensorik
membawa informasi dari faring, laring, trakea, esophagus, jantung dan visera
abdomen ke medulla dan pons.
11)
Saraf
Aksesori Spinal ( CN XI )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari
serabut motorik. Neuron motorik berasal dari dua area: bagian cranial berawal
dari medulla dan menginervasi otot volunteer faring dan laring, bagian spinal
muncul dari medulla spinalis serviks dan menginervasi otot trapezius dan
sternokleidomastoideus. Neuron sensorik membawa informasi dari otot yang sama
yang terinervasi oleh saraf motorik ; misalnya otot laring, faring, trapezius
dan otot sternokleidomastoid.
12)
Saraf
Hipoglosal ( CN XII )
Termasuk saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf
motorik. Neuron motorik berawal dari medulla dan mensuplai otot lidah. Neuron
sensorik membawa informasi dari spindel otot di lidah.
b. Saraf Spinal
31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal
(posterior) dan ventral(anterior). Pada bagian distal radiks dorsal ganglion,
dua radiks bergabung membentuk satu saraf spinal. Semua saraf tersebut adalah
saraf gabungan (motorik dan sensorik), membawa informasi ke korda melalui
neuron aferen dan meninggalkan korda melalui neuron eferen.
Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna
bertebra tempat munculnya saraf tersebut.
1)
Saraf
serviks ; 8 pasang, C1 – C8.
2)
Saraf
toraks ; 12 pasang, T1 – T12.
3)
Saraf
lumbal ; 5 pasang, L1 – L5.
4)
Saraf
sacral ; 5 pasang, S1 – S5.
5)
Saraf
koksigis, 1 pasang.
Setelah saraf spinal meninggalkan korda melalui foramen
intervertebral, saraf kemudian bercabang menjadi empat divisi yaitu: cabang
meningeal, ramus dorsal, cabang ventral dan cabang viseral.
Pleksus adalah jarring-jaring serabut saraf yang terbentuk dari
ramus ventral seluruh saraf spinal, kecuali TI dan TII yang merupakan awal
saraf interkostal.
c. Sistem Saraf Otonom
SSO merupakan sistem motorik eferen visceral. Sistem ini
menginervasi jantung; seluruh otot polos, seperti pada pembuluh darah dan
visera serta kelenjar-kelenjar. SSO tidak memiliki input volunteer; walaupun
demikian, sistem ini dikendalikan oleh pusat dalam hipotalamus, medulla dan
korteks serebral serta pusat tambahan pada formasi reticular batang otak.
Serabut aferen sensorik (visera) menyampaikan sensasi nyeri atau
rasa kenyang dan pesan-pesan yang berkaitan dengan frekwensi jantung, tekanan
darah dan pernapasan, yang di bawa ke SSP di sepanjang jalur yang sama dengan
jalur serabut saraf motorik viseral pada SSO.
Divisi SSO memiliki 2 divisi yaitu divisi simpatis dan divisi
parasimpatis. Sebagian besar organ yang diinervasi oleh SSO menerima inervasi
ganda dari saraf yang berasal dari kedua divisi. Divisi simpatis dan
parasimpatis pada SSO secara anatomis berbeda dan perannya antagonis.
1)
Divisi
Simpatis / Torakolumbal
Memiliki satu neuron preganglionik pendek dan satu neuron
postganglionic panjang. Badan sel neuron preganglionik terletak pada tanduk
lateral substansi abu-abu dalam segemen toraks dan lumbal bagian atas medulla
spinalis.
Fungsi
saraf ini terutama untuk memacu kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang
malah menghambat kerja organ tubuh. Fungsi memacu, antara lain mempercepat
detak jantung, memperbesar pupil mata, memperbesar bronkus. Adapun fungsi yang
menghambat, antara lain memperlambat kerja alat pencernaan, menghambat ereksi,
dan menghambat kontraksi kantung seni.
2)
Divisi Para
Simpatis / Kraniosakral
Memiliki neuron preganglionik panjang yang menjulur mendekati
organ yang terinervasi dan memiliki serabut postganglionic pendek. Badan sel
neuron terletak dalam nuclei batang otak dan keluar melalui CN III, VII, IX, X,
dan saraf XI, juga dalam substansi abu-abu lateral pada segmen sacral kedua,
ketiga dan keempat medulla spinalis dan keluar melalui radiks ventral.
Saraf
ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan saraf
simpatik. Saraf parasimpatik memiliki fungsi, antara lain menghambat detak
jantung, memperkecil pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat
pencernaan, merangsang ereksi, dan mepercepat kontraksi kantung seni. Karena
cara kerja kedua saraf itu berlawanan, makamengakibatkan keadaan yang normal.
3)
Neurotransmiter
SSO
Asetilkolin dilepas oleh serabut preganglionik simpatis dan
serabut preganglionik parasimpatis yang disebut serabut kolinergik. Norepinefrin
dilepas oleh serabut post ganglionik simpatis, yang disebut serabut adrenergic.
Norepinefrin dan substansi yang berkaitan, epinefrin juga dilepas oleh medulla
adrenal.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka
dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1.
Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang
mengoordinasikan, mengatur, dan mengendalikan interaksi antara seorang individu
dengan lingkungan sekitarnya.
2.
Kemampuan
khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan
konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu respons terhadap
stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama: input sensorik,
antivitas integratif, dan output motorik.
3.
Unit fungsional sistem
saraf adalah neuron. Secara umum, setiap neuron terdiri dari: badan sel,
dendrite, dan akson.
4.
Sistem saraf dibagi
menjadi: sistem saraf pusat dan sistem
saraf perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis.
Sistem saraf perifer terdiri dari saraf cranial yang berasal dari otak dan
saraf spinal yang berasal dari medulla spinalis.
DAFTAR
PUSTAKA
Heryati,Euis dan Nur Faizah. 2008.
“Psikologi Faal”, Diktat Kuliah.
Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.
Price, Sylvia Anderson dan Lorraine
McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi:
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit; alih bahasa, Brahm U. Pendit, dkk;
editor edisis bahasa Indonesia, Huriawan Hertanto, dkk. Volume 2. Edisi 6.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sloane, Ethel. 2012. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula; alih
bahasa, James Veldman, editor edisi bahasa Indonesia, Palupi Widyastuti.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
0 komentar:
Posting Komentar